Berbagai Pertunjukan Live Music di Jogja

Berbagai Pertunjukan Live Music di Jogja – Selama ini Jogja memang dikenal sebagai salah satu pusat kesenian di Indonesia. Sejak momen pertama menjejakkan kaki ke kota ini, kamu biasanya langsung disambut berbagai kesenian yang memanjakkan indra. Baik dalam bentuk lukisan mural yang tiba-tiba muncul di pinggir jalan, atau lantunan merdu gamelan Jawa dimainkan di berbagai tempat. Seakan-akan menyambut dan menyapa, ‘Selamat datang di kota Yogyakarta’

Mungkin karena saking banyaknya musisi berbakat di Jogja, banyak lo pertunjukkan musik yang bisa kamu nikmati di kota ini secara cuma-cuma alias gratis! Asal tahu jadwal dan tempatnya, kamu bisa menonton live music berkualitas tanpa harus membayar sepeser pun. Genre musiknya juga beragam, dari musik jazz sampai tradisional, semua ada! Catat deh daftar yang sudah dirangkum ini, wajib kamu datangi kalau lagi liburan ke Jogja~ sbobet365

Berbagai Pertunjukan Live Music di Jogja

1. Ingin menikmati alunan musik tradisional? Datang aja ke Malioboro, ada grup angklung yang pentas setiap malam

Ada tiga hingga empat grup angklung yang sering pentas di sepanjang Jalan Malioboro, salah satunya bernama Calung Funk. Grup yang dibentuk sejak tahun 2008 ini gampang ditemukan karena mereka pentas tepat di depan Malioboro Mall. Alat musik utamanya adalah angklung bambu yang berasal dari Jawa Barat, serta dimainkan pula bedug dan perkusi supaya musiknya makin indah. Lagu-lagu khas Banyumasan yang mereka mainkan bisa dinikmati siapapun secara gratis lo. Namun kalau kamu ingin memberi apresiasi lebih, bisa masukkan uang ke kardus yang disediakan. judi bola

2. Sesuai namanya, Jazz Mben Senen digelar setiap Senin di halaman Bentara Budaya Yogyakarta. Cocok untuk para pencinta musik jazz

Diadakan sedari tahun 2010, Jazz Mben Senen setia menghibur para pencinta musik jazz gratisan. Setiap pertunjukan diisi oleh pemusik yang berbeda. Terkadang ada band yang pentas lengkap dengan berbagai alat musik, ada juga musisi solo atau duet yang pentas secara simpel. Acara ini dijadikan ajang menikmati sekaligus belajar musik. Bahkan kalau kamu berminat menunjukkan bakatmu, malam itu juga kamu bisa sukarela jamming (bermain musik) di atas panggung. Jazz Mben Senen. Bisa kamu saksikan di Bentara Budaya Yogyakarta di Jalan Suroto, Kotabaru. Pertunjukkannya dimulai jam 8 malam. Gratis. Kalau ingin memberi sumbangan sukarela, silakan. Jazz Mben Senen bermula dari komunitas Jogja Jazz Club. Pada 1999, komunitas itu rutin menggelar festival Jazz Gayeng setahun sekali. Pada 2007, Jazz Gayeng berubah menjadi Jazz on the Street. https://americandreamdrivein.com/

Berbeda dengan Jazz Gayeng, Jazz on the Street tampil seminggu sekali di boulevard Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada 2009, Jogja Jazz Club akhirnya mendapat tempat di Bentara Budaya Yogyakarta sebagai lokasi tetap tiap kali mereka tampil.

3. Tak hanya angklung, di Malioboro juga ada berbagai macam pertunjukan musik setiap Selasa Wage. Seru banget dinikmati bersama teman atau pacarmu

Setiap Selasa Wage, Jalan Malioboro ditutup untuk kendaraan bermotor pukul 06.00 – 21.00 WIB. Jadi para pengunjung bisa bebas berjalan kaki atau bersepeda santai. Saat itu pula diadakan berbagai pertunjukan musik di sepanjang Jalan Malioboro. Di antaranya merupakan pertunjukan YK Brass Ensemble di depan Hotel Inna Garuda, pertunjukan wayang beber di depan Malioboro Mall, pertunjukan barongsai di Gapura Pecinan Ketandan, pantomim di Titik Nol Kilometer Malioboro, dan masih banyak lagi. Semuanya bisa dinikmati secara gratis!

4. Musik Malam Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dapat dinikmati gratis dua kali sebulan. Kamu juga bisa sekalian nonton pameran di sana

Sejak beberapa tahun terakhir, Musik Malam TBY setia menghibur para pencinta seni secara gratis. Acara ini telah menggandeng sejumlah komunitas musik seperti reggae, blues, hingga metal. Kamu tidak bakal bosan walaupun datang berkali-kali karena setiap pertunjukan diisi oleh kelompok musik yang berbeda. Selain nonton Musik Malam TBY, kamu juga bisa menikmati pameran seni di dalam gedung TBY itu sendiri. Biasanya sama-sama gratis! Wah, untung banyak nih.

Berbagai Pertunjukan Live Music di Jogja

Jika biasanya musik tampil sebagai sajian utama dalam Musik Malam TBY, kali ini musik dikolaborasikan dengan beberapa performance art, mulai dari tari, teater, seni rupa, dan atraksi dari komunitas drum. Di beberapa acara, penonton juga diajak berpartisipasi untuk ikut tampil dalam performance art. Hasilnya, sebuah pertunjukan audio visual pun terasa lebih segar dan memukau.

Musik Malam Merupakan program yang digulirkan oleh Taman Budaya Yogyakarta, sebagai ruang dan sarana apresiasi serta hiburan bagi pelaku musik pada khususnya dan masyarakat luas pada umumya.

Tujuan Program :

– Menjadikan Taman Budaya sebagai alternatif ruang apresiasi pementasan musik panggung bagi para pegiat musik dan penikmat musik.

– Membangun suatu pelaksanaan standar pertunjukan musik sesuai dengan tema acara yang akan disajikan.

– Sebagai pusat komunikasi dan interaksi antara sesama komunitas musik dan komunitas seni budaya lainnya.

– Ajang “Show Case” atau sosialisasi untuk grup musik atau musisi yang ingin eksis secara live show

– Menjadikan agenda berkala pementasan musik yang memiliki standar dan segmen terukur.

Program tersebut sudah dijalankan dalam status uji coba di tahun 2017 lalu.

5. Berbagai acara musik juga diadakan gratis oleh Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK). Disediakan pula camilan dan minuman untuk pengunjung

Selain musik, kamu juga bisa menikmati berbagai jenis kesenian di sini seperti teater, tari, seni rupa, dan masih banyak lagi. PSBK didirikan sejak tahun 1978 oleh almarhum seniman Bagong Kussudiardja. Hingga kini PSBK setia menggelar acara seni untuk warga Jogja dan sekitarnya. Tidak perlu reservasi dulu, langsung aja datang. Gratis kok! Bahkan disediakan pula camilan dan minuman secara cuma-cuma untuk para pengunjung.

Melalui upaya kreatif yang menghubungkan SENI-SENIMAN-MASYARAKAT, PSBK menyajikan peristiwa seni sebagai stimulan untuk mewujudkan masyarakat yang peka, kritis, kreatif, peduli pada kondisi sekitarnya, terbuka pada gagasan dan pengetahuan baru, dan yang paling penting adalah toleran terhadap perbedaan.

6. Raminten Cabaret Show

Pertunjukan dibuka dengan penampilan tarian tradisional. Setelah, para lady boy naik ke panggung dan menghibur penonton dengan aksi lipsync mereka. Bukan asal lipsync. Kostum, riasan, dan gerak-gerik mereka benar-benar sesuai dengan penyanyi asli.

Dalam setiap pertunjukkan, terdapat 40 pertunjukan lipsync. Penyanyi yang diikuti gayanya rata-rata adalah penyanyi wanita, baik dari dalam maupun luar negeri, seperti Krisdayanti, Britney Spear, dan Nicky Minaj.

Raminten cabaret show tak ubahnya pertunjukan lady boy di Thailand. Kalau ingin menyaksikannya, kamu bisa datang ke Hamzah Batik di lantai 3. Hamzah Batik termasuk dalam kawasan Malioboro, tepatnya di depan Pasar Beringharjo.

Raminten cabaret show digelar pada Jumat dan Sabtu pada jam 7 malam. Harga tiketnya ialah Rp50.000 (kelas festival) dan Rp60.000 (VIP). Kalau ingin memesan tiket sekaligus dengan hidangan kuliner, harganya Rp90.000 (festival) dan Rp115.000 (VIP).

Itulah beberapa pertunjukan live music di Jogja yang gratis. Sebetulnya masih ada banyak lagi, misalnya pertunjukan musik yang digelar oleh komunitas-komunitas atau kampus. Asyik banget ya! Nggak heran kalau Jogja disebut sebagai salah satu pusat seni di Indonesia. Siapapun bisa bebas menikmati seni di kota ini. Yuk buruan nonton pertunjukan musik terdekat!

Pertama Kalinya Industri Alat Musik Indonesia Tampil di Frankfurt

Pertama Kalinya Industri Alat Musik Indonesia Tampil di Frankfurt – Untuk Kali pertamanya, para pelaku ekonomi kreatif Indonesia di subsektor musik, khususnya industri alat musik, akan tampil di event kenamaan Frankfurt Musikmesse 2019, pameran industri alat musik terbesar di Eropa, yang akan berlangsung pada 2-5 April 2019 di Frankfurt, Jerman.

Pada keikutsertaannya yang pertama ini, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui Deputi Pemasaran akan mendukung 11 jenama lokal terpilih untuk menemukan partner bisnis serta investor global di event ini. “Indonesia telah dikenal sebagai salah satu negara eksportir komoditi alat musik terbesar ke Eropa, khususnya Jerman. Oleh karena itu, terdapat potensi yang sedemikian besar bagi para pengrajin alat musik lokal untuk mengembangkan pasarnya di Eropa,” jelas Deputi Pemasaran Joshua Puji Mulia Simandjuntak mengungkapkan alasan keterlibatan Bekraf dalam upaya pendukungan pelaku kreatif ke Frankfurt Musikmesse 2019. taruhan bola

Pertama Kalinya Industri Alat Musik Indonesia Tampil di Frankfurt

Bekraf sendiri akan mengusung tema IDentities, yang telah dikenal sebagai salah satu brand bagi karya-karya terbaik anak bangsa dalam industri kriya dan kerajinan tangan. Selain promosi produk-produk mereka di acara ini, keterlibatan para pelaku kreatif sendiri diharapkan juga dapat memperkenalkan ekosistem industri alat musik nasional. sbobet365

Hadir pula sebanyak 11 jenama yang telah terpilih sebagai perwakilan Indonesia dalam event Frankfurt Musikmesse 2019 yakni Kuassa Teknika yang bergerak dalam bidang software & pro audio, Genta Guitar yang memproduksi gitar serta ukulele, Premiere Wood Manufacturing dengan lini usahanya dalam bidang active speaker & professional speaker, Kyre Drums dengan produk perkusi serta drum, Indonesian Bamboo Community yang berfokus pada alat musik berbahan dasar bambu, Sawoe yang memproduksi alat musik berbahan dasar kayu, Sui Generis Straps dengan produk eksklusifnya yang berbentuk tali pengikat gitar, X9 Pro Audio dengan produk pengeras suara tertutup-nya, Blueberry Guitar yang mempunyai produk custom guitar dengan desain yang memikat, Seruni Audio dengan produk hand-built microphone serta Sasando Shop yang akan menampilkan produk alat musik tradisional khas Flores, Sasando. www.americannamedaycalendar.com

Ke-11 pelaku kreatif ini sebelumnya telah lulus mengikuti 2 (dua) tahapan proses kurasi yang dilaksanakan pada bulan Januari 2019 lalu. Diawali kurasi tahap 1 yang meliputi seleksi administrasi peserta, dan dilanjutkan kurasi tahap 2 yang meliputi proses wawancara dan presentasi karya/produk para peserta, dengan dipandu musisi Purwa Caraka, Damang Sarumpaet dari Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) serta pengamat musik Adib Hidayat.

Selain mendukung 11 pelaku kreatif di bidang industri alat musik, Bekraf juga akan menyuguhkan irama khas musik nusantara melalui penampilan seorang musisi terkemuka Indonesia, Purwa Caraka. Dengan grup musiknya yang mengiringi, Purwa Caraka akan tampil di hari ke-3 penyelenggaraan Frankfurt Musikmesse 2019 pada 4 April 2019. “Melalui pertunjukan ini, diharapkan agar promosi serta publikasi industri alat musik Indonesia dapat berjalan beriringan dengan pengenalan musik etnik khas Indonesia ke dunia internasional,” ujar Joshua.

Frankfurt Musikmesse sendiri merupakan pameran terbesar di bidang industri musik sebagai tempat berkumpulnya para perusahaan, retailer, dan profesional dari sektor industri alat musik serta para musisi dari seluruh dunia. Event ini telah berjalan selama 39 tahun sejak tahun 1980.

Bekraf, Frankfurt total 11 pelaku kreatif menjadi delegasi Indonesia untuk mengenalkan alat musik Indonesia di Musikmesse Frankfurt 2019. Ini adalah pertama kalinya paviliun Indonesia hadir dengan membawa pelaku kreatif industri alat musik Indonesia yang bergerak di bidang instrumen alat musik, musical equipment, dan musical accesories.

Dalam upaya memasarkan produk di pasar internasional diperlukan strategi khusus untuk dapat menembus dan bersaing dengan ribuan nama brand yang sudah terlebih dahulu melanglang buana di dunia alat musik. “Dalam hal kualitas produk alat musik, Indonesia tidak kalah, bahkan sangat mampu bersaing dengan produk lainnya dalam kancah internasional, namun tampilan produk saja tidak cukup, para pelaku kreatif mesti bisa paham dengan keseimbangan akan 3 hal, yakni kualitas, harga, dan branding”, ujar Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Joshua Simandjuntak di sela-sela pameran MusikMesse Frankfurt yang berlangsung selama 4 hari ini, 2 – 5 April 2019.

Bekraf memfasilitasi kegiatan di Paviliun Indonesia ini dengan didukung oleh Konsulat Jenderal RI di Frankfurt dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg. Paviliun Indonesia banyak dikunjungi para pengunjung yang rata-rata merupakan buyer ataupun pelaku bisnis di bidang industri alat musik.

Para pengunjung tidak hanya berasal dari Jerman, namun juga berasal dari berbagai negara di Eropa bahkan berasal dari Amerika, Asia, dan Afrika. Sebagian calon buyer telah membuat janji temu bisnis dengan para Delegasi Indonesia di Paviliun Indonesia.

Pertama Kalinya Industri Alat Musik Indonesia Tampil di Frankfurt

Banyak diantara calon buyer antusias dengan inovasi produk instrument musik buatan Indonesia yang tak kalah baik dari segi kualitas maupun tampilan produknya, dibanding buatan negara-negara lain. Salah satunya adalah speaker X9Pro yang memiliki kualitas suara standar internasional dengan berbahan baku kayu daur ulang sehingga menarik bagi para calon buyer. Ada pula piranti lunak untuk efek gitar dari Kuassa yang telah memiliki pasarnya sendiri di Amerika dan Eropa.

Selain X9 Pro, audio-speaker lainnya yang dipamerkan adalah dari Premiere Wood Manufacturing dengan brand Roadmaster dan Fidelity yang memiliki kelebihan loss less wireless di jaringan 24/96 Khz. Selain itu ada juga, Kyre yang memproduksi alat musik perkusi drum, CV. Sicash Makmor yang memproduksi kendang dan alat musik pukul tradisional dari desa Sentul, Blitar-Jawa Timur, Seruni Audio yang memproduksi microphone untuk alat musik akustik yang memiliki ukuran kecil sehingga sangat praktis digunakan, ‘Sui Generis Straps’ yang memproduksi tali sandang gitar, koleksi mahakarya gitar artistik dari Bluberry dengan 3 (tiga) leher berasal dari Bali yang mengundang rasa kagum para pengunjung, serta Sasando elektrik dengan kualitas suara yang sangat baik.

Banyak pengunjung yang penasaran terhadap produk-produk instrumen maupun perlengkapan musik buatan Indonesia, sebut saja gitar akustik dan elektrik buatan Bandung, yaitu Genta Guitar, yang kualitas suara maupun tampilannya tidak kalah dengan buatan negara lain namun memiliki harga yang sangat kompetitif. Begitu juga dengan gitar bambu maupun biola bamboo dari Virageawie (Indonesian Bamboo Community) yang mengundang rasa penasaran para pengunjung yang kebanyakan merupakan buyer maupun wholeseller.

Namun demikian, pada event ini, lanjut Joshua, para pelaku kreatif ditantang untuk terus meningkatkan kemampuan berbisnis baik dari sisi kalkulasi harga maupun kontinuitas produksi sampai komitmen delivery sehingga dapat melayani permintaan pasar dengan baik. Di samping itu strategi lainnya menurut Joshua adalah produk alat musik Indonesia juga harus diperkenalkan oleh figur-figur musisi dengan cara memakai produk alat musik buatan Indonesia.

Menurut data yang dirangkum UN Comtrade, angka ekspor Indonesia di bidang instrumen musik ke pasar internasional pada tahun 2018 mencapai 585 juta Dolar AS dan penetrasi pasar ekspor Indonesia ke negara Jerman mencapai 66,6 juta Dolar AS pada tahun 2018.

Jerman merupakan pusat lintas perdagangan dan ekspor di wilayah Eropa. Bekraf berupaya mendorong perluasan pasar ekspor alat musik nasional di pasar global dengan cara memperkenalkan produk-produk alat musik Indonesia yang merupakan subsektor ekonomi kreatif melalui berbagai strategi di antaranya dengan mengikuti pameran besar skala internasional. Cara ini cukup efektif karena para buyer maupun perusahaan-perusahaan distributor besar langsung bertemu dengan para pelaku industri nasional di bidang alat musik.

Tentang Bekraf

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif. Saat ini, Kepala Bekraf dijabat oleh Triawan Munaf.

Bekraf memiliki tugas membantu Presiden RI dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi dan video, kriya, fotografi, musik, kuliner, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.